Jumat, 25 Desember 2015 - 1 komentar

Yuk silahkan di cek Cara Puasa Agama-Agama Lain.


Di bulan Ramadhan umat Muslim yang sudah baligh diwajibkan berpuasa. Puasa dikerjakan dari semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Nah, mungkin kita sudah banyak yang paham dengan puasa umat Muslim ini. Lalu bagaimana dengan umat yang lain, apakah mereka berpuasa juga? Dan bagaimana puasa mereka? Yuk cari tahu...

1. Yahudi

Umumnya, umat Yahudi berpuasa dalam rangka berkabung untuk memperingati hari-hari duka cita atau kemalangan yang pernah menimpa mereka. Ada dua hari puasa utama dan empat hari puasa kecil yang dijalani umat Yahudi. Dua puasa utama itu adalah Yom Kippur dan Tisha B'Av yang sifatnya wajib. Sedangkan empat puasa kecil yaitu Geldaya, Tebet, Ester dan Tammuz.

Puasa Yom Kippur dikerjakan pada Hari Perdamaian yaitu pada tanggal 10 bulan Tishrei menurut kalender Yahudi. Puasa ini sebagai sarana penebusan dosa (pertobatan). Sedangkan Tisha B'Av dikerjakan pada tanggal 9 bulan Ab. Tisha B’Av merupakan ibadah puasa umat Yahudi untuk meratapi kehancuran Bait Suci Yahudi di Yerussalem dan bencana yang menimpa orang-orang Yahudi.

Dua puasa utama ini dijalani kurang lebih 25 jam. Dimulai dari sebelum tenggelamnya matahari dan diakhiri setelah terbenamnya matahari keesokan harinya, yaitu setelah terlihat tiga bintang di langit. Selama berpuasa mereka dilarang mandi, makan dan minum, bersetubuh, memakai krim atau minyak, memakai sepatu kulit serta tidak boleh beraktifitas yang menyenangkan atau melenakan.

Adapun empat puasa kecil dikerjakan dari terbit fajar hingga malam hari dan orang yang hendak menjalaninya diperbolehkan terlebih dahulu untuk sahur. Ada banyak kelonggaran dalam puasa kecil ini terutama bagi orang-orang yang memiliki kondisi medis tertentu atau kesulitan puasa lainnya.

Baik puasa yang wajib maupun tidak wajib bila harinya bertepatan dengan hari Sabat (Sabtu) maka pelaksanaannya diundur keesokan harinya, kecuali puasa Yom Kippur yang tetap harus dilaksanakan meskipun bertepatan hari Sabat. (sumber)

2. Kristen

Agama Kristen (Protestan) tidak mewajibkan umatnya untuk berpuasa, walaupun begitu pengikutnya tetap dianjurkan untuk berpuasa secara pribadi. Sehingga kapan mau berpuasa itu diserahkan ke individunya masing-masing, termasuk juga cara dan jangka waktunya.

Mereka yang akan berpuasa bisa memilih jangka waktunya, apakah 8 jam, 1 hari, sehari semalam, 3 hari, 7 hari, 40 hari, dst. Mereka juga boleh menentukan jenis puasanya sendiri, apakah hanya makan sayur, tidak makan, tidak makan dan minum, atau juga boleh berpuasa dari kebiasaan-kebiasaan jelek, seperti: merokok, judi dll. Selama berpuasa mereka dianjurkan untuk banyak berdoa, melantunkan pujian penyembahan dan membaca Alkitab.

Dalam Kristen, puasa bertujuan untuk berserah diri kepada Tuhan, menahan nafsu duniawi, menumbuhkan empati kepada sesama, meminta jawaban Tuhan atas permasalahan yang dihadapi, atau untuk mengusir setan yang hanya bisa diusir oleh doa orang berpuasa.

Orang yang berpuasa dianjurkan juga untuk merahasiakannya dari orang lain, sehingga sebisa mungkin hanya dia dan Tuhan saja yang tahu. Karena itulah dalam Kristen tidak ada ibadah puasa yang bersifat kolektif atau dikerjakan secara berjamaah. (sumber)

3. Katholik

Mungkin kita pernah bertanya-tanya, apa bedanya agama Katholik dengan Kristen. Sebenarnya dua agama ini dulunya satu, namun kemudian terjadi perselisihan di antara mereka. Satu pihak memprotes aturan yang dibuat oleh para petinggi agama sehingga mereka pun akhirnya dinamakan Protestan (Kristen Protestan).

Meskipun sama-sama memakai lambang salib (salib umat Katholik biasanya dihiasi patung Yesus sedangkan salib agama Kristen polos), keduanya terdapat perbedaan. Diantaranya tentang masalah kepemimpinan jemaat (uskup), kependetaan, pengkultusan Yesus dan Bunda Maria, termasuk juga dalam syariat berpuasa.

Jika dalam Kristen tidak ada kewajiban berpuasa, berbeda halnya dengan Katholik. Setiap pemeluknya yang berusia 18 tahun hingga 60 tahun, mereka diwajibkan berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung sebelum hari raya Paskah. Selain dua hari puasa resmi tersebut, umat Katholik juga dianjurkan berpuasa selama 40 hari sebelum Paskah yang dimulai pada hari Rabu, namun ini tidak wajib. Mereka juga dianjurkan untuk berpuasa secara mandiri seperti dalam agama Kristen.

Selain puasa, ada juga amalan yang disebut berpantang. Berpantang dilakukan setiap hari Jum'at sepanjang tahun, kecuali bila bertepatan hari raya gerejawi. Berpantang berarti tidak melakukan atau tidak makan sesuatu sebagai tanda tobat, misalnya pantang daging, garam, gula, jajan, merokok dan lain-lain. Yang wajib berpantang adalah umat yang sudah berusia 14 tahun ke atas. (sumber)

4. Hindu

Puasa dalam agama Hindu disebut upawasa. Upawasa ada empat jenis, yaitu puasa wajib, puasa tidak wajib, puasa berkaitan dengan acara tertentu, dan puasa berkaitan dengan hal-hal tertentu.

Puasa wajib seperti pada hari siwaratri, nyepi, purnama, tilem dan puasa untuk menebus dosa. Durasi puasa siwaratri adalah semenjak matahari terbit hingga terbenam. Sedangkan puasa nyepi, purnama dan tilem dimulai dari fajar hingga fajar keesokan harinya. Khusus pada hari nyepi, umat Hindu juga tidak boleh menyalakan api, tidak melakukan aktifitas kerja, tidak boleh menonton hiburan, dan tidak boleh bepergian.

Sementara puasa untuk menebus dosa dilakukan selama tiga hari dengan tingkatan puasa: minum air hangat saja, susu hangat saja, mentega murni saja tanpa makan dan minum sama sekali, tergantung dosa yang diperbuat.

Puasa yang tidak wajib adalah yang dilakukan pada hari-hari suci selain empat hari yang disebutkan di atas. Puasa ini diserahkan kepada kebijakan masing-masing, apakah mau siang hari saja atau satu hari penuh. Perlu diketahui, hitungan hari dalam Hindu dimulai sejak dari fajar hingga fajar berikutnya, bukan dari jam 12 malam seperti kita kenal.

Puasa berkaitan upacara tertentu misalnya setelah mawinten atau mediksa, puasa selama tiga hari hanya dengan makan nasi kepel dan air kelungah nyuhgading.

Sedangkan puasa berkaitan dengan hal-hal tertentu seperti dalam rangka semedi atau meditasi, yang tidak berhubungan dengan hari-hari raya tertentu atau puasa sesuai keinginan pribadi, dilakukan sehari semalam atau lebih semampunya. (sumber)

5. Buddha

Dalam ajaran Buddha, puasa disebut Uposatha. Uposatha ini tidak wajib bagi pemeluk Buddha. Uposatha biasanya dilakukan dua kali dalam sebulan (menurut kalender buddhis), yaitu pada saat bulan gelap dan saat bulan terang (purnama). Namun ada juga yang melaksanakan 6 kali dalam sebulan.

Seorang yang melakukan uposatha meskipun berpantang makan namun masih diperbolehkan minum. Uposatha dimulai dari tengah hari (yaitu ketika matahari tepat di atas kepala atau jam 12 siang) hingga waktu subuh sebelum terbit matahari keesokan harinya.

Agar sah, orang yang menjalani uposatha harus mematuhi aturan yang telah ditentukan, yaitu: tidak membunuh atau melukai makhluk hidup, tidak mencuri, tidak melakukan aktifitas seksual, tidak berbohong, tidak mengonsumsi makanan/minuman yang memabukkan, tidak makan, tidak bernyanyi, menari dan menonton hiburan, serta tidak berhias dan berparfum.

Jika salah satunya dilanggar, baik sengaja maupun tidak, maka uposatha yang dijalaninya menjadi tidak sempurna dan tidak sah.

Selain uposatha, ada lagi jenis puasa lainnya yaitu vegetaris. Vegetaris berarti berpantang makan makanan bernyawa (daging) dan hanya mengonsumsi sayuran. Selain tidak makan daging, biasanya umat Buddha yang vegetarian juga menghindari jenis bawang-bawangan. Untuk telur dan susu, ada vegetarian yang masih makan dan ada yang tidak, namun untuk vegetarian murni tidak memakannya.

Menjadi vegetarian adalah tidak wajib bagi umat Buddha. Mereka biasanya melaksanakan kegiatan ini (vegetaris) pada tanggal 1 dan 15 menurut kalender perhitungan cina. (sumber)

6. Khonghucu

Khonghucu diakui secara resmi sebagai agama ke enam di negara kita pada 17 Januari 2000 di era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid. Seperti agama lain yang sedang kita bahas, Khonghucu juga memiliki syariat berpuasa bagi penganutnya.

Puasa pada umat Khonghucu ada dua jenis, puasa rohani dan puasa jasmani. Puasa rohani wajib dilakukan secara terus menerus setiap saat, wujudnya adalah dengan menjaga pandangan, pendengaran, perkataan, dan perbuatan anggota badan dari tindak asusila.

Sementara puasa jasmani adalah dengan berpantang makan daging (vegetaris) secara berkala pada hari-hari tertentu atau secara terus menerus.

Umat Khonghucu juga berpuasa dengan tidak makan dan minum secara penuh pada hari ke-8 di bulan pertama Imlek. Puasa dimulai dari pukul 05.30 sampai 22.00 malam. Sore harinya mereka dianjurkan untuk keramas.

Pada pukul 21.00 tepat sebelum berbuka diadakan sembahyang besar Cing Thien Kong/Pai Thi Kong sampai pukul 22.00. Selesai sembahyang baru diadakan berbuka dengan hidangan makanan tanpa daging. (sumber)

Nah itulah cara-cara berpuasa umat beragama lain. Ternyata bila dibandingkan dengan agama kita, puasa kita masih lebih pendek durasinya karena hanya berlangsung 13-14 jam saja. Apalagi meskipun dikerjakan sebulan, puasa Ramadhan tetap saja terasa ringan dan mudah karena dikerjakan secara bersama-sama. Kita juga tidak harus berpantang makan makanan enak dan kita tetap bisa beraktifitas seperti hari-hari biasa selama tidak membatalkan puasa kita. Yap, anak kecil saja mampu puasa sebulan penuh, masa kita nggak..

1 komentar:

Abdillah Ahmad 30 Desember 2015 pukul 01.57
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Posting Komentar