Kamis, 01 Desember 2016 - 0 komentar

Membela dengan Cinta Buta





    Pemilihan Bupati (Walikota) telah memasuki tahap kampanye, dengan dua pasang calon Bupati dan wakil Bupati bersiap untuk bersaing. Pasangan nomor 1, Ali Basrah – Deny, akan berhadapan dengan pasangan nomor 2, Raidin Pinim - Bukhari. Pencoblosan hanya tinggal beberapa minggu lagi, dan suasana kampanye semakin memanas, baik dalam dunia nyata maupun di dunia maya. Perang kata-kata pedas, bahkan menjatuhkan harga diri para Calon Bupati, sering terjadi. Masing-masing pihak berlomba mencari kekurangan pada calon lawan mereka.

    Dukungan yang paling mencolok saat ini terjadi di dunia maya, di mana pendukung lebih berani dalam mengekspresikan dukungan mereka kepada kandidat pilihan mereka. Ini seringkali berujung pada pertukaran kata-kata tajam, baik dengan cara yang cerdas maupun kasar. Oleh karena itu, sebaiknya kita menghindari terlibat dalam perdebatan yang bisa mengarah pada penghinaan atau pencelaan terhadap Calon Bupati lainnya.

    Sebagai contoh bijak, KH. Abdullah Gymnastiar atau AA Gym sering menggunakan perumpamaan hati dan perkataan kita seperti ceret dan isinya. Apa yang kita isi ke dalam ceret akan menjadi yang keluar. Jika isinya kopi, maka yang keluar akan menjadi kopi. Jika isinya teh, maka yang keluar akan menjadi teh. Bahkan jika isinya racun, yang keluar akan menjadi racun. Hal yang sama berlaku untuk hati kita. Jika hati kita bersih, kata-kata yang kita ucapkan akan baik. Namun jika hati kita kotor, rusak, atau penuh dengan penyakit, maka kata-kata yang kita ucapkan akan menjadi buruk bahkan kasar.

    Melihat perdebatan dan pertukaran kata-kata yang kasar, bahkan hinaan, antara pendukung Calon Bupati dan Cawabup, kita perlu merenung. Apakah hati para pendukung setia mereka telah begitu rusak? Ketika kita menyukai atau mendukung seseorang, kita cenderung mengabaikan kekurangannya, sedangkan jika kita tidak suka pada seseorang, kita selalu mencari kesalahan dan kekurangannya. Ada pepatah bijak yang mengatakan,

وعين الرضا عن مل عيب كللة، كما أن عين السخت تبدي المساويا
Jika seseorang itu sudah memandang baik kepada orang lain, maka seburuk apapun kelakuan orang itu akan dianggap sebagai kekhilafan belaka,
dan sebaliknya, jikalau seseorang itu sudah memandang buruk kepada orang lain, maka segala kebaikan yang dilakukan oleh orang itu akan dianggap pencitraan belaka.


    Kita diajarkan agar dalam mencintai seseorang sewajarnya saja. Dan, harus karena Allah. Sebab, bisa jadi suatu saat justru akan kita benci karena mengecewakan kita. Nabi SAW bersabda: “Cintailah orang yang engkau cintai itu sekedarnya saja, sebab barangkali suatu hari dia akan menjadi orang yang engkau benci, dan bencilah orang yang tidak engkau sukai itu sekedarnya saja sebab barangkali suatu hari dia akan menjadi orang yang kamu cintai.” (HR. Turmidzi).
Bukankah diantara kontestan pemilu Bupati yang tampil ada yang dulunya berkawan. Sebaliknya, ada pula yang dulunya lawan, sekarang berubah menjadi kawan. Maka, mendukung secara berlebihan, dengan mengalahkan nurani dan ajaran akhlak tentu bukan langkah yang bijak.

Selasa, 18 Oktober 2016 - 1 komentar

Mengenal Ragam Model Persahabatan



    Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan interaksi positif dan kerja sama antara dua atau lebih individu atau kelompok dalam masyarakat.
Semua orang membutuhkan teman yang dapat mengisi kehidupan mereka, bahkan orang yang telah melakukan tindakan kriminal juga mengharapkan kehadiran seorang sahabat.
Dalam konteks pentingnya persahabatan, Nabi Rosulullah memerintahkan agar kita tidak bepergian seorang diri, tetapi sebaliknya, disarankan untuk mencari seseorang yang dapat menemani kita.
Hal ini menunjukkan bukti kuat bahwa memiliki teman sangat dianjurkan dalam agama Islam.

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي الوَحْدَةِ مَا أَعْلَمُ مَا سَارَ رَاكِبٌ بِلَيْلٍ وَحْدَهُ

Seandainya orang-orang tahu bahaya kesendirian sebagaimana aku mengetahuinya, niscaya mereka enggan pergi sendirian malam-malam.
(Al - Bukhari)

Mengenal ragam model persahabatan:

1. Ta'aruffan, merupakan jenis persahabatan yang terbentuk karena perkenalan yang tidak terduga, seperti pertemuan secara kebetulan di tempat seperti kereta api, halte, rumah sakit, kantor pos, ATM, dan sejenisnya.

2. Taariiihan, adalah persahabatan yang terjalin karena faktor sejarah, seperti memiliki latar belakang yang sama, seperti teman dari kampung halaman yang sama, almamater yang identik, pengalaman kost bersama, mengikuti pelatihan bersama, dan sejenisnya.

3. Ahammiyyatan, adalah jenis persahabatan yang terbentuk karena adanya kepentingan tertentu, seperti terlibat dalam bidang bisnis, politik, atau mungkin karena ada tujuan bersama dan hal sejenis.

4. Faarihan, merupakan persahabatan yang terbentuk karena kesamaan hobi, seperti bermain futsal, badminton, berburu, memancing, dan aktivitas serupa.

5. Amalan, adalah jenis persahabatan yang terbentuk karena memiliki profesi atau pekerjaan yang sama, seperti menjadi guru, dokter, dan sejenisnya.

6. Aduwwan, adalah persahabatan yang rumit di mana seseorang adalah sahabat namun sekaligus menjadi musuh, mereka terlihat baik di depan namun sebenarnya penuh dengan perasaan benci, mereka menantikan kesalahan sahabat mereka, "Ketika kamu mendapat kesuksesan, mereka iri, dan ketika kamu mengalami kesulitan, mereka merasa senang..." (QS 3:120). Rasulullah mengajarkan doa untuk melindungi diri dari sahabat semacam ini, "Ya Allah, selamatkanlah hamba dari sahabat yang menyembunyikan kebaikan saya namun menyebarluaskan keburukan saya."

7. Hubban Iimaanan, adalah jenis ikatan persahabatan yang sangat mendalam, tulus, dan lahir dari hati, mereka saling mencintai dan peduli satu sama lain karena Allah, mereka saling membantu, memberi nasehat, menjaga privasi sahabat mereka, memberikan hadiah, bahkan berdoa diam-diam di tengah malam untuk sahabat mereka. Meskipun mereka mungkin jarang bertemu, tetapi ada cinta yang tulus karena Allah Ta'ala di antara mereka.

    Dari ke 7 macam persahabatan diatas, 1 - 6 akan sirna di Akhirat. yang tersisa hanya ikatan persahabatan yang ke 7, persahabatan yang dilakukan karena Allah (QS 49:10), “Teman-teman akrab pada hari itu (Qiyamat) menjadi musuh bagi yang lain kecuali persahabatan karena Ketaqwaan” (QS 43:67).